top of page

Ber-Ibu Kepada Televisi

Masih dan akan selalu melekat rasa kasih sayang yang telah Ibu berikan kepada kita. Itulah yang saya rasakan. Tak terasa waktu berlalu, kini saya adalah seorang ayah. Mantan pacar kini telah menjadi ibu dari seorang anak lelaki yang lucu, bernama lengkap Syauki Aiman Rasyid. Seiring anak tumbuh berkembang, saya dan istri semakin ngeh dengan istilah “parenting.” Paragraf: proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak mereka yang meliputi aktivitas: memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak-anak ketika mereka bertumbuh dengan pendekatan positif/otoritatif, saya rasa tepat untuk mendefinisikan istilah ini.


“Anak-anak siapakah yang telah meng ibu pada televisi, video game, dan kuis-kuis yang menawarkan jutaan mimpi? Anak-anak siapakah yang membuang waktu menikmati supermarket sementara dia jijik dengan bau pasar rakyat? anak-anak siapakah yang berlama-lama di dunia maya, sementara surau-surau makin sepi dan sunyi? Ternyata kita adalah orang tua mereka.” Ary Juliyant - Ber-ibu kepada televisi (Puisi Kijoen) - Abum Trans(isi) 2009


Lewat lagu ini, seolah saya diingatkan agar lebih mencintai anak dengan lebih bijak dalam mengakses (menonton) televisi. Bayangkan, dari mulai pagi hingga malam program acara televisi mengguyur kita. Singkatnya, kegiatan seperti membaca, bermain dengan teman-teman, juga pergi mengaji ; habis. Bukan isapan jempol jika satu hari kita dihabiskan di depan tv, maka seolah kita telah meng ibu kepadanya. Jika sudah begini, sulit rasanya kita mendengar imbauan orangtua. Sedih lah hati Ibunda kita tentunya.


Kabar baiknya, ditengah perkembangan industri televisi, sebuah gerakan bernama media literasi muncul. Tujuan utamanya agar khalayak media (termasuk penonton televisi) tidak mudah terkena dampak negatif. Memiliki keterampilan media literasi, berarti: (1) Dapat menyeleksi jenis dan isi media yang dikonsumsi—sesuai dengan usia dan kebutuhannya; (2) Dapat mengatur kapan waktu mengonsumsi media dan membatasi jumlah jamnya; (3) Dapat memahami dan mengapresiasi isi pesan yang dikonsumsi; (4) Dapat mengambil manfaat dari isi media yang dikonsumsi. Zaman kuliah dulu saya sempat ikut kegiatan “Turn off tv day” yang diadakan Tobucil dan BASCOM. Di acara itu saya melakukan kampanye gerakan satu hari mematikan tv, bertepatan dengan hari anak nasional. Baru ngeh juga sekarang (setelah punya anak) media literasi itu penting sebagai bagian dari pola asuh/parenting. Nah, dulu dan sekarang rasanya memiliki benang merah yang sama, jika Ibu melarang kita berlama-lama menonton tv itu tandanya peran Ibu masih ada dan tidak akan tergantikan oleh televisi.




Semoga berkenan :)


-Rida Suhendar-

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page